Yang kerap terungkap justru ketika engkau akan pergi meninggalkan orang-orang di sekitarmu.
Yang terasa menguat di saat-saat terakhir jelang perpisahanmu dengan mereka.
Yang semakin melekat di jiwa meski raga harus menjauh.
Yang kemudian menjadi bagian indah untuk dikenang dan dirindu dalam perjalanan hidupmu.
Yang membuatmu malu sekaligus haru, karena sadar bahwa itu pertanda Dia masih berkenan menutupi aibmu.
Ini masih tentang cinta..
Di antara hati-hati yang saling mencinta karena-Nya.
Yang ternyata masih setia menanti kehadiranmu.
Yang berkenan menunggu pertemuan kembali denganmu.
Yang menerimamu apa adanya.
Yang membuatmu yakin untuk tak pantas mengurangi syukur atas nikmat-Nya.
Di sini, atau di manapun engkau berada. Semoga segenap cinta yang terhulur selalu bermuara pada cinta-Nya saja.
“Ya Alloh, aku memohon curahan cinta-Mu dan kecintaan orang-orang yang mencintai-Mu, serta memohon amalan yang dapat mengantarkan diriku mencintai-Mu. Ya Alloh, jadikanlah kecintaan kepada-Mu lebih tertanam dalam jiwaku melebihi kecintaanku kepada diri sendiri, keluargaku dan air yang sejuk."
(HR. Tirmidzi dan Hakim)
Marhaban Yaa Ramadhan..
Posting Komentar
Posting Komentar