Intensive Metoring PPA Institute
Positive Feeling vs Positif Thinking
Berbaik sangka
pada Allah dengan positif feeling, bukan positif thinking.
Mungkin ada di antara kita bertanya, "memangnya apa sih perbedaan Positif Feeling dengan Positif
Thinking . Perbedaan Positif Feeling dengan Positif Thinking, adalah dari cara
kita menyikapi sesuatu (masalah) yang terjadi.
Positif Thinking, Kalo ada masalah, berusaha mendamai-damaikan pikiran. Menekan
pikiran-pikiran negatif yang muncul di kepala kita, tetapi sebenernya di hati
masih ada perang batin antar logika. Dan ketika kita lelah menekan rasa negatif
itu, maka perasaan negatif tersebut akan muncul lagi. (Berasaskan hukum fisika,
sesuatu yang dipaksa-paksakan atau ditekan, pada dasarnya suatu saat ia akan
balik menekan lagi)
Sedangkan Positif Feeling, kita tuh.nggak
perlu ditekan-tekan atau dipaksa-paksa supaya positif. Nggak perlu didamai-damaikan.
Kenapa?
Karena pada dasarnya, hati Positif Feeling itu sudah tenang beneran. Sudah
tenang asli tenang, karena ia paham bahwa sebesar-besar masalah itu pasti
adalah dalam kekuasaan Allah. Orang-Orang positif feeling akan menemukan state
hati damai karena di hatinya sudah ada 'backingan' atau pelindung, yaitu Allah
Subhanahu WaTa'aala.
Ada 3 cara supaya kita bisa memasuki "state damai," yaitu:
1. Dengan cara sering bertafakur dan mengenal Allah lewat Al-Qur'an
Membaca Al-Qur'an dengan memahami arti dan makna ayat yang kita baca, kemudian
mencari pesan cinta-Nya. Juga mengamati kejadian-kejadian dalam hidup untuk
kemudian menemukan pesan cinta-Nya.
2. Dengan cara "dipaksa" oleh Allah, yaitu dengan cara ditimpakan masalah hingga ia tidak bisa berkutik.
Dan setelah mentok, barulah berserah sepenuhnya pada Allah. Kemudian menemukan derajat kedamaian, dengan total bergantung pada-Nya.
3. Dengan cara sering bergaul dengan orang-orang yang mengenal Allah dan dekat dengan Allah.
Kebaikan
akan menular kepada orang-orang yang menjalin kedekatan dengan orang baik-baik.
"Allah Pelindung orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya
adalah setan, yang mengeluarkan dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah
penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya." (QS: Al Baqarah, ayat 257)
Pernah tau wali, kan?
Wali itu pelindung/ penjaga kita, pihak yang membantu kita.
Pemisalan contohnya, ketika anak kita
mau ambil raport, maka yang dipanggil untuk datang ke sekolah adalah walinya,
ya?
Misalkan lagi, anak kita disakiti atau bermasalah di sekolah, pastinya sebagai
orang tua wali anak tersebut akan maju membelanya, kan?
Nah, bagaimana kalo wali kita itu adalah Allah Subhanahu Wa Ta'aala?
Maka tentu saja semua kesulitan akan dimudahkan. Kita akan dijagain supaya hindar
dari bahaya dan lain-lain masalah. Agar kita dilindungi oleh-Nya, syaratnya
cuma 1, yaitu BERIMAN!
Coba sekarang perhatikan petikan ayat ini sekali lagi;
"Allah PELINDUNG orang yang beriman...."
Iya, syaratnya cuma satu, yaitu BERIMAN!
Beriman di sini bukan dalam arti sempit hanya memahami bahwa Allah itu ada.
Bukan hanya itu. Melainkan adalah selain kita menyakini Allah itu ada, kita
juga harus percaya bahwa Allah akan menjaga kita. Allah akan menjamin rezeki
kita, Allah akan selalu menunjukkan jalan-Nya kepada kita. Kita taat
melaksanakan segala perintah-Nya dan pula patuh meninggalkan apa-apa yang
dilarang oleh-Nya. Kita percaya akan semua Nama Nama-Nya dan segala sifat-Nya
yang tertulis di asma'ul husna. ( )
Parameter
yang jelas dari seorang yang dikatakan beriman, adalah Ketenangan hati yang
mantab. Percaya penuh bahwa ketika kita minta petunjuk, ketika kita memiliki
kebutuhan, ketika kita minta perlindungan dan pengampunan dosa, kita hanya
langsung minta pada Allah.
Namun, di hari ini keberimanan kita sedang diserang habis-habisan. Aqidah kita
sedang dihancurkan pelan-pelan oleh serangkaian pemelesetan Aqidah dalam bentuk
serangan yang hampir hampir tidak terasa. Yang justru pada akhirnya secara
tidak sadar kita malah jadi mengesampingkan Allah.
Pasti semua tau ya, Buku "The Secret" Law Of Attraction (LOA) atau
Hukum Tarik Menarik.
Dalam ilmu ini dijelaskan bahwa :
"Apapun yang kita pikirkan dan rasakan, maka kita akan tarik itu kedalam
hidup kita sendiri. Jika kita berpikir dan merasakan yang baik-baik, maka
semesta akan memberikan yang baik-baik "
Coba perhatikan dengan seksama statement sebelumnya!
Jadi, yang ngasih kita segala hal yang
baik-baik itu siapa? Alam semesta, dan bukan Allah?
Yang mendatangkan hal seperti itu siapa?
Pikiran dan state hati kecil kita(?) Hati-hati, ini syirik kecil!
Astaghfirullaah, semoga Allah maafkan segala kekhilafan kita waktu itu.
Semenjak lebih mengenal tauhid yang benar, maka perlahan-lahan kita pindahkan fokus bukan lagi ke alam semesta, tapi ke Allah! Bukan lagi dengan cara-cara men-setting hati agar positif.
Berdiam diri seperti semedi, harus diganti dengan berdoa langsung pada Allah. Curhat langsung ke Allah, nangis langsung ke Allah, pasrah langsung ke Allah. Dan itu rasanya jauuuh lebih nikmat!
Itulah kuncinya. Husnudzan tingkat tinggi! Bukan dipaham-pahamkan tapi paham beneran! Itulah kunci kita bisa Positif Feeling. Ketika hati sudah merasakan ketenangan yang luar biasa, berarti kita sekalian sudah benar-benar mengenal Allah dengan segala sifat-Nya yang tertuang dalam Asma'ul husna.
Posting Komentar
Posting Komentar