Namun jika kuingat lagi tentang ayat-ayat cinta-Nya.
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.” (QS . Ad-Duha : 5)
Ketidakmungkinan itu ternyata tidak ada, yang ada adalah keyakinan akan ke-Mahabesaran-Nya. Jika Allah berkehendak terjadi, maka terjadilah. Asal manusia mau bersabar.
Seketika aku tersadar bahwa aku punya Allah. Aku mau apa aja, Allah bisa wujudkan. Syaratnya harus yakin. Rasa-rasanya aku sungguh keterlaluan jika masih menyangsikan akan MahaBesaran-Nya, Ya Allah aku ini jahat banget sampai berpikiran kecil bahwa orang kayak aku ini nggak mungkin dapet karunia dari-Mu itu. Sungguh imanku masih perlu di-upgrade.
Dalam kontemplasi dengan hati dan pikiranku: "Ya Allah, aku ini siapa? Aku kan bukan siapa-siapa, aku bukan manusia yang amalnya banyak, aku juga nggak punya harta, hidupku sederhana, aku nggak punya amal unggulan yang bisa menjadikan Allah memutuskan Kun Fayakun kepadaku. Ah tapi kan yang penting yakin kan?."
Kemudian Allah menyentilku dalam firman-Nya,
“Apabila Dia hendak Menetapkan sesuatu, Dia hanya Berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah sesuatu itu.” (QS.al-Baqarah:117)
Buliran bening itu luruh. Ini janji Allah. Dan Allah berkehendak memutuskan sesuatu meskipun itu tidak mungkin bahkan mustahil. Kemudian tiba-tiba aku diyakinkan, sepeti ada bashirah menyelinap lembut masuk ke relung kalbu, "Mimpimu itu akan terwujud, insya Allah dengan skenario-Nya."
Kekuatan doa itu tidak pernah lemah. Selalu ada balasan bagi orang yang bersabar. Biarkan keyakinan itu Allah yang gerakkan. Karena janji-Nya adalah benar. Bahwa setiap manusia hanya tinggal percaya, biar Allah yang menggerakkan setelahnya.
Renungan kali ini sungguh deep dan memotivasi saya untuk mengingat Allah. Bahkan dalam situasi terendah pun, kita masih punya Allah. Itulah pentingnya tawakal, karena hasil adalah urusan Allah. Tugas kita hanyalah berusaha semampu kita. Terima kasih sudah menuliskan renungan ini Kak!
BalasHapus